Butah, Solusi Kantong Plastik Ramah Lingkungan

Pembatasan penggunaan kantong plastik atau kantong kresek untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan mendapat apresiasi positif dari masyarakat di Indonesia khususnya pecinta lingkungan. Meski terbilang sedikit terlambat di banding beberapa negara lain, seperti Afrika, Francis, Denmark, Singapura, Inggris, California, China dan beberapa negara lainnya, gerakan ini harus semakin gencar disosialisasikan.

Penggunaan Butah atau Lanjung di Pedesaan 

Kebijakan kantong plastik berbayar mulai diterapkan di Indonesia pada 21 Februari 2016 Sejak itu ritel dan toko-toko modern tidak lagi menyediakan kantong plastik gratis. Pembeli yang berbelanja di toko-toko modern diminta untuk membawa tas belanja sendiri atau mereka akan akan di kenakan tarif Rp 200,- untuk bisa mendapatkan kantong plastik. 

Kini beberapa kota besar saat ini sudah mengeluarkan perda agar ritel dan toko-toko modern tidak menyediakan kantong plastik bagi pembeli. Dengan kata lain pengunjung yang ingin berbelanja harus siap dengan keranjang belanjanya, dan kedepan perda ini juga akan diterapkan di pasar-pasar tradisional.

Meski sebenarnya gerakan anti plastik ini disambut positif, tidak sedikit juga pembeli yang merasa kebingungan mencari alternatif pengganti kantong plastik. Hal ini mungkin tidak terlalu kentara bagi masyarakat yang sering berbelanja di pasar tradisional karena sebagian dari mereka sudah terbiasa membawa bakul atau keranjang belanja tradisional. Namun bagaimana dengan mereka yang berbelanjar di minimarket atau supermarket ?

Sebenarnya banyak alternatif yang bisa digunakan untuk menggantikan katong plastik tentunya yang lebih ramah dan bersahabat terhadap lingkungan. Misalnya menggunakan tas kain, selain ringan juga bisa di pakai berulang-ulang. Contoh lain menggunakan bakul atau keranjang, praktis dan ekonomis, alternatif lainnya adalah menggunakan Butah atau Lanjung.

Butah atau lanjung adalah alat tradisional yang digunakan masyarakat khususnya suku dayak untuk membawa barang atau mengangkut keperluan sehari yang di bawa di punggung (mirip tas ransel). Biasanya terbuat dari rotan, bemban, atau anyaman  dedaunan misal daun sejenis pandan. Berbeda dengan kantong plastik, selain kuat, Butah atau Lanjung sangat bersahabat dengan alam karena dibuat dari tumbuh-tumbuhan yang mudah terurai. 

Sebenarnya harga Butah dan Lanjung sendiri masih cukup terjangkau, hanya saja sebagian masyarakat terutama remaja mungkin akan gengsi mengenakannya terlebih jika berbelanja di pusat perbelanjaan modern, namun saat ini modifikasi dan kreatifitas butah semakin inovatif sehingga tidak mustahil, kedepan Butah dan Lanjung bisa menjadi trend pengganti kantong plasti dalam berbelanja.