Aksi Kecil, Untuk Masa Depan Indonesiaku

Ada beribu alasan untuk pesimis akan masa depan Indonesia, namun ada berjuta alasan untuk tetap bangga menjadi Indonesia dan optimis akan masa depannya". Sebagai warga negara Indonesia, tentunya kalimat ini tidak hanya mampu mengobarkan semangat nasionalisme tetapi juga menyadarkan kita bahwa ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk negeri tercinta ini. Hal-hal kecil namun berdampak besar ketika dilakukan secara bersama-sama dengan penuh rasa tanggungjawab dan menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong demi satu tujuan, "Untuk Indonesia yang lebih baik".

Kegiatan Membaca dan Belajar di Alam Terbuka
Hal kecil inilah yang kami coba lakukan di Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan Kalimantan Tengah. Salah satu dari entah berapa kecamatan di Indonesia yang masih belum teraliri listrik. Listrik bukan satu-satunya sarana penunjang yang belum bisa dinikmati warga di kecamatan ini, jalan negara dan BTS (Base Tranciever Station) adalah dua sarana vital lainnya yang saat ini masih menjadi impian warga.

Antusiasme anak-anak dan remaja di Taman Baca Baraoi
Desa dengan waktu tempuh kurang lebih tujuh jam dari ibu kota Kabupaten (Kasongan) berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan Tahun 2016 ini masih menggunakan akses jalan milik perusahan HPH. Sedangkan untuk bisa mendapatkan akses sinyal telekomunikasi harus bersusah payah menunggu waktu tertentu atau mendatangi lokasi tertentu karna hanya mengandalkan peruntungan sinyal dari pemancar terdekat yang ada di kecamatan lain.
Kegiatan Belajar Mewarnai di Taman Baca Baraoi
Di tengah keterbatasan prasarana ini sumber informasi dan pengetahuan warga khususnya anak-anak dan remaja nyaris buntu. Padahal kelak di pundak merekalah perjuangan bangsa ini diamanahkan. Tanpa asupan "nutrisi" informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi mereka akan menjadi generasi yang riskan dan sulit bersaing di era globalisasi seperti saat ini.
Pengurus dan Relawan Taman Baca yang mendedikasikan diri
Demi Kemajuan dunia pendidikan di Desa Tumbang Baraoi dan sekitarnya
Berangkat dari keprihatinan ini, dengan dukungan masyarakat setempat didirikanlah Taman Bacaan Masyarakat (TBM) yang di inisiasi oleh Muhammad Jumani dan dibantu oleh beberapa relawan tenaga pengajar di daerah tersebut. Tidak hanya sebatas menyediakan kebutuhan buku bacaan untuk menggali informasi dan menambah wawasan pengetahuan, taman bacaan ini juga menjadi sarana penting dalam memenuhi kebutuhan pendidikan (non-formal) anak-anak dan remaja di Desa Tumbang Baraoi dan sekitarnya. Peranan taman baca ini menjadi semakin vital mengingat di desa ini masih belum ada perpustakaan desa. 
Amblas, Proses Mobilisasi Buku Hasil Donasi Untuk Taman Baca Baraoi


Amblas, Proses Mobilisasi Buku untuk Taman Baca Baraoi

Terjebak Banjir, Proses Mobilisasi Buku Menuju Taman Baca Baraoi

Meski sederhana, perjuangan mendirikan taman baca ini tidaklah mudah. Untuk menyediakan koleksi pustaka misalnya, kami harus menggalang donasi buku di luar kota bahkan luar provinsi dan menempuh jarak lebih dari 400 km untuk bisa menghadirkan buku-buku bacaan tersebut di taman baca. Proses ini semakin penuh tantangan karena akses jalan masih berupa tanah merah yang ketika musim hujan tiba menjadi berlumpur atau tergenang banjir sehingga menjadi sangat sulit untuk dilewati.

Perlahan tetapi pasti, sejak berdiri 24 Agustus 2014 lalu, TBM yang diberi nama Taman Baca Baraoi ini turut memberikan andil positif dalam perkembangan dunia pendidikan khususnya di desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai. Hal ini antara lain terlihat dari mulai tumbuhnya kegemaran membaca di kalangan anak-anak dan remaja. Indikasi lainnya adalah meningkatnya jumlah lulusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), dan lulusan SMA yang melanjutkan ke perguruan tinggi di dua tahun terakhir. Tentunya ini adalah kabar baik yang diharapkan dapat terus ditingkatkan atau setidaknya dipertahankan. 

Buku-buku bacaan yang saat ini banyak menceritakan tentang pengalaman-pengalaman sukses seseorang yang berasal dari kalangan tidak mampu mengubah cara pandang terhadap pendidikan serta menumbuhkan keberanian bercita-cita dalam diri anak-anak dan remaja. Sehingga meski terlahir di tengah keluarga yang berkemampuan ekonomi pas-pasan mereka tidak patah semangat untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Selain menyelenggarakan kegiatan literasi, program edukasi lingkungan berupa pembibitan buah-buahan lokal, dan pelatihan menganyam pandan dan rotan diharapkan dapat menjadi kegiatan positif yang berguna dalam hal peningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.

Sekali lagi, Indonesia memang masih memiliki segudang masalah dan “pekerjaan rumah” dalam hal pendidikan khususnya di daerah terpencil. Namun dengan peran serta masyarakat dan didukung inovasi daerah kita harus optimis pendidikan Indonesia bisa lebih baik lagi.


Artikel ini diikutsertakan pada Kompetisi Menulis Blog Inovasi Daerahku - https://www.goodnewsfromindonesia.id/competition/inovasidaerahku