Inisiasi "Kantong Buku" di HUT Taman Baca Baraoi Ke 3

Tumbang Baraoi - Tiga tahun lalu, yaitu 27 Agustus 2014, Taman Baca Baraoi untuk pertama kalinya dibuka untuk umum. Berbekal sekitar 500 eksemplar buku yang berhasil digalang melalui kegiatan donasi via sosial media, Muhammad Jumani memulai aktivitas kegiatan TBM di sebuah bekas bengkel spare part motor yang berukuran tidak lebih dari 1,5 m x 2,5 m. Pustaka yang sebagian besar terdiri atas buku pelajaran, komik dan beberapa majalah anak ini ternyata cukup menjadi magnet bagi anak-anak yang ada di desa berpenduduk 600 an jiwa* ini. 

Taman Baca Baraoi
Manalih Lewu Desa Batu Tukan, Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan
Meski tertatih-tatih dengan segala keterbatasan biaya, sarana dan sumber daya, kini Taman Baca Baraoi perlahan tumbuh menjadi salah satu bagian dari motor gerakan literasi nasional khususnya untuk wilayah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Di bawah naungan Yayasan Baraoi Mutiara Borneo, Taman Baca Baraoi semakin memantapkan niat membangun semangat literasi negeri bersama organisasi dan komunitas lainnya di nusantara salah satunya dengan bergabung di jaringan 1001buku, dan Pustaka Bergerak Indonesia.

Memasuki usia ditahun ke tiga, tidak ada perayaan istimewa semacam potong tumpeng atau syukuran meriah. Tentunya bukan karena kami tidak ingin, tetapi mengingat dana operasional untuk kegiatan TBM saja masih bergantung dari kantong pribadi para pengurus, maka kami harus benar-benar hemat dan cermat. Mengingat sumber daya dan kemampuan finansial yang demikian, tidak heran ada banyak orang yang sinis dan bahkan menertawakan kami. Sebagai taman baca kecil di tengah belantara dengan keadaan geografis desa yang terpisah-pisah, kami seolah pemimpi yang tak tahu diri. Di usia yang seumur jagung, setidaknya kami memiliki tiga program lain diluar penyelenggaraan kegiatan literasi di TBM. Program pertama adalah "Manalih Lewu", yaitu kegiatan serupa perpustakaan keliling di mana secara periodik kami memobilisasi buku ke desa-desa lain yang tidak memiliki akses sumber bacaan. Biasanya pada saat yang sama juga diisi dengan berbagai tambahan kegiatan literasi lainnya antara lain belajar membuat kerajinan tangan, kelas singkat, game-games interaktif, belajar baca tulis hitung, dan lain sebagainya. Program ke dua adalah Edukasi Lingkungan, mengajak anak-anak untuk lebih peduli dan menghargai lingkungan dengan terlibat langsung di berbagai kegiatan lingkungan antara lain penanaman pohon, pembibitan pohon buah-buahan lokal, belajar mengolah barang bekas menjadi benda bermanfaat, dan berbagai kegiatan lainnya. Terakhir, adalah program "kantong buku", yaitu penempatan koleksi pustaka di tempat tertentu di tiap-tiap desa dan atau dusun. Dengan adanya kantong buku di harapkan masyarakat khususnya anak-anak tetap bisa mengakses buku bacaan setiap saat tanpa hanya menunggu saat ada kegiatan "Manalih Lewu". 

Kegiatan "Manalih Lewu" dan penempatan pustaka di Kantong-kantong Buku adalah program yang memerlukan biaya operasional terbilang lumayan. Biaya ini bervariasi tergantung jarak dan kondisi medan tempuh desa atau daerah yang akan di jangkau. Program yang sudah di rintis pada tahun 2016 lalu ini sejatinya adalah kegiatan periodik tahunan yang kami laksanakan untuk menjangkau 6 desa dan 1 dusun yang ada di Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan. Sayangnya lagi-lagi karena alasan klasik keterbatasan dana dan tidak adanya kendaraan operasional hingga bulan Agustus 2017 ini saja misalnya, kami baru bisa menjangkau satu dusun dan satu desa dan diperkirakan hanya bisa menjangkau empat atau lima desa hingga akhir tahun.

Manalih Lewu dan Inisiasi Kantong Buku Desa Batu Tukan

Waktu telah menunjukan pukul 08.00 Wib, ketika sekitar sepuluh relawan yang terdiri dari mahasiswa, guru dan siswa sekolah menengah atas berkumpul di dermaga desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan.  Minggu itu memang terasa spesial karena tanggal 27 Agustus 2017 bertepatan dengan peringatan hari jadi Taman Baca Baraoi yang ke tiga. 
Program Manalih Lewu
Persiapan di Dermaga Tumbang Baraoi
Tiga buah ces atau alkon yaitu perahu kecil bermesin telah tertambat rapi di dermaga. Dengan alat transportasi inilah kami, perwakilan pengurus Taman Baca Baraoi yaitu Eko Ardinatha (Ketua), Edi Sabara (Sekretaris), dan Saya, Muhammad Jumani (pendiri) beserta para relawan akan menuju Desa Batu Tukan, Kecamatan Petak Malai. 


Program Manalih Lewu
Tim Manalih Lewu

Alamat Taman Baca di Kalimantan Tengah
Tim Manalih Lewu

Taman Baca Baraoi
Tim Manalih Lewu
Desa Batu Tukan adalah salah satu desa di Kecamatan Petak Malai yang belum memiliki akses buku bacaan. Terletak di daerah aliran Sungai Baraoi, desa yang dihuni oleh sekitar 400 jiwa** ini dapat di akses melalu jalur sungai dengan waktu tempuh kurang lebih 90 menit (targantung deras tidaknya arus) dari  ibu kota kecamatan. Desa ini juga bisa diakses melalui jalur darat, dengan waktu tempuh hanya berkisar 30 menit, namun karena kondisinya rusak parah, jalan ini sangat rawan dan berisiko.
Taman Baca di Kalteng
Manalih Lewu
Kami membagi regu menjadi tiga tim, Alkon 1 dipimpin oleh ketua taman baca, Eko Ardinatha di dampingi Edi Sabara bersama enam relawan bertugas sebagai tim teknis yang akan mengurus segala persiapan kegiatan termasuk meminta izin dan menyiapkan tempat. Alkon 2  di pimpin oleh Delima Sinaga, relawan guru yang akan mengisi kegiatan "Kelas Kilat", setelah kegiatan gelar buku. Alkon 3 dipimpin oleh saya sendiri berperan mengangkut perlengkapan yang diperlukan dan mendokumentasikan kegiatan. 

Meski hujan lebat dua hari  lalu membuat debit air tinggi dan arus sungai menjadi lebih deras dari biasanya. Aldi, Terras, dan Sinton, relawan yang bertugas menjadi nakhoda tampak tidak mengalami kesulitan yang berarti. Meski masih remaja, kehidupan mereka yang dekat dengan sungai dan terbiasa mengendarai alkon telah memberikan mereka pengalaman yang mumpuni dalam menakulkan medan kali ini. 

Beberapa menit sebelum tepat pukul sebelas waktu setempat, rombongan "Manalih Lewu" akhirnya tiba. Kami disambut hangat oleh Kepala Desa Batu Tukan, Pak Rakap. Setelah bersilaturahmi dan menyampaikan maksud dan kedatangan akhirnya kami dipersilahkan menuju salah satu balai pertemuan. Setiba kami di sana ternyata, di balai yang juga digunakan sebagai tempat penyelenggaraan PAUD tersebut telah menunggu sekitar 60 an anak dari usia pra sekolah, hingga kelas 6 SD. Luar biasa, antusiasme mereka. 

Taman Baca Baraoi
Tiba di Desa Batu Tukan


Kiri : Kades Batu Tukan Kanan : Ketua Taman Baca Baraoi
Setelah sepatah dua patah kata arahan dari Kades, buku pun digelar. Ada ratusan eksemplar buku yang terdiri dari berbagai genre mulai dari komik, majalah anak, pengetahuan umum, cerita rakyat, dongeng, atlas dan lainnya digelar secara lesehan. Dengan bimbingan relawan, anak-anak ini memilih dan memilah buku-buku yang menjadi penarik perhatiannya.

Tbm Baroi
Pengarahan oleh Kades Batu Tukan Sebelum Gelar Buku

Kegiatan TBM Baraoi
Gelar Buku

yayasan Baraoi mutiara borneo
Kegiatan Membaca Saat "Manalih Lewu"


Puas bercengkrama dengan buku dan bacaan menarik, anak-anak di ajak bermain sambil belajar berhitung oleh Bu Delima Sinaga yang tampil mengisi "Kelas Kilat". Dengan tutur sederhana dan menyenangkan Ia membimbing anak-anak terutama yang sudah duduk di kelas sekolah dasar untuk mempraktekan perkalian menggunakan jari, operasi hitung yang di dalamnya ada penjumlahan dan pembagian, serta cara menghafal jumlah hari dalam setiap bulan menggunakan lekuk dan tonjolan sendi pada lengan. 
Relawan Taman Baca Baraoi
Kelas Kilat Oleh Bu Delima Sinaga relawan guru SMAN 1 Petak Malai
Sebelum bubar dan foto bersama, anak-anak diajak bermain sebuah game bertemakan "Aku dan cita-citaku". Di mana anak secara acak dipilih untuk tampil di hadapan teman-temannya untuk memperkenalkan diri dan menyebutkan cita-citanya. Selain melatih kemampuan berkomunikasi dan percaya diri, games ini juga penting untuk mengarahkan anak memiliki cita-cita sedini mungkin.

Taman Baca Baraoi
Kak Pepi (relawan), menemani salah satu anak membaca
Sebagaimana tujuan kami di awal, pada kegiatan kali ini membawa misi penting karena desa ini akan kami jadikan desa pertama aplikasi program "Kantong Buku". Karenanya sebelum pamit, kami menuju salah satu rumah penduduk yakni rumah Gustiani Rika Elsy, gadis kecil kelas 5 SD yang akan menjadi "duta" baca di desanya. Di rumah Elsy, kami meminta izin kepada orang tuanya untuk menitipkan beberapa buku bacaan, yang bisa dipinjam dan dibaca oleh anak-anak setempat. Jumlahnya memang tidak seberapa, tetapi koleksi ini akan diperbaharui saat tim "Manalih Lewu" kembali mengunjungi desa ini. 

Duta taman baca baraoi
Titip Buku Kepada Elsy "Duta Baca" cilik desa Batu Tukan

Untuk melaksanakan dua program ini, biaya transportasi bukan satu-satunya kendala. Kami juga memerlukan koleksi pustaka yang relevan untuk anak-anak semisal, dongeng anak, cerita rakyat, komik pelajaran, ensiklopedi anak, pengetahuan umum untuk anak, majalah dan lainnya. Untuk keperluan "Kantong Buku" saja, jika 6 desa dan 1 dusun masing-masing mendapatkan jumlah koleksi 50 eksemplar, maka setidaknya harus tersedia 350 eksemplar. Untuk menyiasati update koleksi memang bisa menggunakan sistem rolling, namun dengan jumlah buku yang relatif minim tersebut barang kali anak-anak sudah jenuh hanya dalam waktu satu atau dua bulan dan minta perbaharuan koleksi. Sekali lagi, dengan dana yang terbatas dan tidak adanya kendaraan operasional permintaan tersebut menjadi sulit untuk dipenuhi.

Beruntung, angin segar bagi dunia literasi Indonesia mulai berhembus sejak beberapa bulan lalu. Adanya kebijakan pengiriman buku gratis oleh PT POS Indonesia untuk penggiat literasi di seluruh pelosok nusantara sedikit banyak bisa menjadi solusi. Sebagaimana dirasakan bersama, Indonesia sebagai negara kepulauan di mana kenyataannya masih banyak daerah terpencil membuat ongkos pengiriman buku terkadang jauh  melebihi harga buku itu sendiri. Dengan kebijakan ini, para relawan peduli pendidikan bisa membantu memenuhi hak dan kesempatan anak-anak dipelosok untuk mendapatkan kesempatan yang sama, yaitu akses buku bacaan berkualitas. Satu hari dalam satu bulan, yaitu setiap tanggal 17 atau 18, Pos Indonesia menggratiskan pengiriman buku untuk penggiat literasi di seluruh Indonesia. Syaratnya mudah, pada paket tertulis kata sandi "Bergerak" dan berat paket maksimal 10 Kg untuk satu kali kirim. 

Mudah-mudahan angin segar ini bisa berhembus hingga ke Taman Baca Baraoi, karena kami masih memerlukan banyak pustaka khususnya untuk anak-anak untuk mengisi rak-rak di taman baca maupun untuk keperluan program "Manalih Lewu" dan Kantong Buku. 


DONASI  BUKU

Taman Baca Baraoi
Desa Tumbang Baraoi, Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan, 74459

Posko
Jl. Trans Kalimantan km 10 RT 03 No 08, Kelurahan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kab. Barito Kuala, 70582

Kontak : 082255313036


*, ** data Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan 2013