Menyusuri Sungai Samba Hulu, Mengantar Buku

Taman Baca Baraoi - Matahari nyaris tepat di atas kepala, ketika perahu kami bersiap meninggalkan dermaga Tumbang Baraoi. Meski air sungai sedang surut, tidak demikian halnya dengan semangat kami. Tanggal12 Agustus 2018 yang bertepatan dengan hari Minggu, menjadi kali kedua bagi Tim Manalih Lewu menyambangi Desa Tumbang Jala, Kecamatan Petak Malai Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. 
Dimanakah letak bukit tandu
View Bukit Tandu
Setelah sepuluh bulan berlalu, kedatangan kami kali ini sedikit berbeda. Jika, sebelumnya kami menaiki "Ranger" merah yang begitu gagah menapaki setiap jengkal tanah merah berlumpur menurun dan menanjak, maka kali ini kami mengandalkan baling-baling L300 yang digerakan motor bertenaga 10 HP menyongsong deras arus hulu Sungai Samba, membelah riam-riam kecil yang menanti silih berganti.

transportasi sungai samba
Perjalanan Menuju Desa Tumbang Jala
Selain harus lebih bersabar, menaiki "alkon" menyusuri sungai juga cukup memompa adrenalin. Bongkahan-bongkahan batu yang menyembul mengapit jalur alkon tak kalah ganas dari tanjakan-tanjakan licin saat menempuh jalan darat. Tidak hanya batu-batu cadas, batang-batang kayu yang  hanyut terbawa arus menciptakan tonggak-tonggak mencuat layaknya tombak yang siap menghujam dari bawah permukaan air. Sekali salah kemudi, bahaya siap menanti.

Manalih lewu artinya
Manalih Lewu Desa Tumbang Jala 12 Agustus 2018
Program-program taman baca
Manlih Lewu Tumbang Jala

Tetapi, perjalanan selama 90 menit menyusuri hulu Sungai Samba, tidak selamanya menyeramkan dan disuguhi ketegangan. Walaupun selama di sungai, tidak ada rambu yang bisa dijumpai seperti halnya papan panah lajur kanan dan kiri ketika menyusuri jalan perusahaan HPH. Sang motoris tetap dapat membawa alkon terus melaju dengan mengandalkan pengalamannya mengamati riak air untuk menentukan jalur yang  aman untuk dilalui. Kemahiran yang diperoleh dari proses panjang ini cukup menjadi jaminan bagi tim untuk dapat melewatkan perjalanan tanpa rasa cemas.

Dengan jaminan itu, tim dapat menikmati view sungai dan perbukitan yang tak kalah menawan. Apalagi air sungai nan jernih tersebut sesekali menyuguhkan momen ikan yang berukuran cukup besar sedang menyambar mangsa, seakan-akan memamerkan kemahirannya pada kami. Momen yang tentunya tidak dapat dengan mudah ditemukan terutama bagi yang tinggal diperkotaan.

Lebih dari itu, kegiatan Manalih Lewu adalah salah satu program prioritas Taman Baca Baraoi yang bertujuan menghadirkan buku bacaan kedesa-desa terpencil khususnya yang masih berada di wilayah Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan. Melalui program ini, diharapkan anak-anak dari desa lain tetap memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses sumber bacaan meski tidak dapat secara langsung datang ke taman baca.  Tidak hanya membaca, anak-anak juga dapat meminjam buku untuk dibaca di rumah melalui program "Kantong Buku" meskipun dengan koleksi terbatas atau tidak sebanyak di taman baca.

Program yang mulai dilaksanakan tahun 2016 ini bukan tanpa hambatan. Masalah klasik yakni anggaran adalah masalah utama yang juga menjadi penghambat program ini. Puji syukur kehadirat Tuhan Y.M.E, kegiatan ini cukup terbantu dengan adanya perahu motor yang pembuatannya dibantu pembiayaanya oleh donatur. Dengan adanya perahu motor (alkon) ini, setidaknya biaya operasional yang tadinya mencapai Rp 500 ribu - Rp 700 ribu dapat ditekan menjadi sekitar Rp 300 ribu- Rp 400 ribu untuk setiap kegiatan Manalih Lewu yang dapat ditempuh melalui jalur sungai.