Enam Kilometer sejatinya bukanlah jarak yang jauh, waktu tempuhnya pun hanya belasan menit terlebih jika kita menggunakan kendaraan bermotor baik roda dua ataupun roda empat. Namun hal tersebut tidak berlaku jika kita menuju desa Tumbang Baraoi. Jalan yang didominasi oleh tanah merah (sejenis Podsolik merah kuning dan laterit) sejauh kurang lebih hanya berjarak 6 km ini akan memberikan pengalaman yang penuh tantangan terutama bagi anda yang belum terbiasa.
Tantangan Bukit Bakung
Masyarakat Desa Tumbang Baraoi dan sekitarnya hafal betul nama itu, sebuah bukit yang sama sekali tidak terlihat dapat menjadi ancaman bagi para pengemudi khsusunya saat jalan dalam kondisi kering akan menjadi "mimpi buruk" ketika hujan. Nyaris setiap mobil yang melintas di bukit ini pernah merasakan "kejamnya" bukit ini, tak terkecuali mobil dobel gardan. Amblas adalah pengalaman yang paling sering dialami, tidak sedikit pula yang harus bermalam dimobil. Bahkan bagi pengendara sepeda motor, jatuh karena ban selip seakan menjadi cerita biasa di bukit yang namanya diambil dari nama tumbuhan Bakung tersebut.
Jembatan Sungai Tapi
Jembatan ini pernah menjadi tempat uji adrenalin setidaknya selama tiga bulan yaitu sejak November 2014 ketika ambruk dan hanya diganti dengan jembatan darurat. Selain harus lewat bergantian dan cuma bisa dilewati sepeda motor, jembatan darurat tanpa pengaman ini hanya mengandalkan satu kayu log sisa jembatan ambruk yang kapan saja bisa turut ambruk. Jembatan tersebut kini sudah diperbaiki, namun luapan anak sungainya sewaktu-waktu dapat memutus akses menuju atau keluar dari desa.
Patakan
Patakan adalah sebutan masyarakat untuk jalan yang mengalami kerusakan terutama karena tergenang air sehingga becek dan berlumpur. Ada beberapa Patakan yang harus sanggup dilewati untuk bisa sampai di desa. Jumlahnya tidak pasti, meski ada upaya perbaikan jika curah hujan tinggi maka patakan-patakan baru akan terbentuk.
Meski sudah agak surut, luapan anak sungai yang menenggelamkan jalan ini membuat kami tidak berkutik |
Truck Logging
Salah satu pengalaman ekstrim menuju desa Tumbang Baraoi adalah anda akan bertemu di Truck Logging. Sebenarnya perjalanan 6 km yang penuh tantangan di atas hanyalah saat di jalan desa, untuk mencapai desa Tumbang Baraoi di mana Taman Baca Baraoi berada, sebelumnya anda harus menempuh perjalanan kurang lebih 55 km milik perusahan kayu (HPH). Jika nasib anda "bagus" anda sudah akan menjumpai truck logging ini sejak memasuki desa terakhir yakni Tumbang Manggu.
Bagi anda yang pernah menonton film Final Destination 2, mungkin kengerian saat kecelakaan jatuhnya kayu log itulah yang terlintas di kepala anda ketika berpapasan dengan mobil pengangkut kayu gelondongan tersebut. Truck yang mengangkut kayu rata-rata berdiameter lebih dari satu meter tersebut, hanya beberapa puluh centimeter melintas di samping anda. Ketegangan tidak hanya sampai di situ, rambu-rambu yang mengikuti aturan jalan perusahan yakni tidak melulu kiri akan semakin membuat adrenalin terpacu. Saat aktivitas padat, perjumpaan dengan truck logging ini bisa mencapai belasan kali yang hilir mudik mengangkut kayu dari base camp menuju log pond.
Itulah pengalaman seru perjalanan ke Desa Tumbang Baraoi Kecamatan Petak Malai.Walaupun bagi sebagian orang terlihat "menyeramkan" namun kita percaya dengan berhati-hati dan tidak lupa berdoa, Tuhan Yang Maha Esa pasti akan melindungi kita. Bagaimana, tertarik untuk berkunjung?.