Setelah mengalami pasang surut selama lebih dari delapan tahun, kegiatan Manalih Lewu akhirnya kembali hidup di Jantung Borneo. Program taman baca keliling yang digagas Taman Baca Baraoi sejak 2016 ini kembali bergerak dengan energi dan format baru, namun tetap membawa misi lama: menghadirkan akses bacaan dan kegiatan literasi bagi anak-anak di pedalaman Kalimantan Tengah, khususnya Kecamatan Petak Malai, Kabupaten Katingan.
Manalih Lewu sempat meredup karena berbagai kendala, terutama masalah transportasi. Perahu motor sarana utama bagi tim untuk menjangkau desa dan dusun terpencil sudah tidak dapat digunakan, sehingga kegiatan harus berhenti sementara.
Kini, situasinya berubah. Dengan semangat baru serta dukungan berbagai pihak, kegiatan literasi keliling ini resmi dihidupkan kembali. Kehadiran SMAN 1 Petak Malai sebagai mitra kolaborasi, ditambah dengan bantuan 1000 bahan bacaan bermutu dari Perpusnas RI, menjadi pendorong penting yang membuat program ini dapat kembali berlayar.
Tujuan perdana kegiatan tahun ini adalah Dusun Tumbang Papi, pada Sabtu, 6 Desember 2025. Menariknya, Tumbang Papi juga merupakan dusun pertama yang didatangi ketika Manalih Lewu pertama kali diinisiasi pada 2016 sebuah awal yang terulang dengan harapan baru.
Program yang diperbarui ini diberi nama HASUPA Manalih Lewu. “Hasupa” dalam bahasa Dayak Ngaju bermakna Bertemu atau berjumpa yang merupakan akronim dari Harmoni Aksi Siswa Peduli Aksara, mencerminkan semangat kolaborasi antara sekolah dan taman baca. Para relawan kini berasal dari guru dan siswa SMAN 1 Petak Malai, menjadikan program ini sekaligus wadah pembelajaran sosial bagi para pelajar setempat.
Walau tujuan utamanya tetap sama menyediakan akses bacaan layak dan merata bagi anak-anak pedalaman format kegiatan kini lebih kaya dan interaktif. Selain aktivitas edukatif seperti games, dongeng, dan membaca nyaring, program versi baru ini juga akan menampilkan:
-
Praktik sains sederhana
-
Kelas pembuatan prakarya
-
Materi edukasi lingkungan
Dengan variasi aktivitas ini, anak-anak tidak hanya diberi kesempatan membaca, tetapi juga mengalami proses belajar yang menyenangkan dan penuh eksplorasi.
HASUPA Manalih Lewu lahir dari keinginan untuk menghadirkan perubahan yang nyata. Kolaborasi antara sekolah dan taman baca diharapkan dapat memperluas jangkauan kegiatan, memperkuat dampak, serta menumbuhkan budaya membaca yang lebih hidup di Kecamatan Petak Malai.
Semoga dengan wajah baru ini, Manalih Lewu tidak hanya kembali sebagai kegiatan rutin, tetapi sebagai gerakan bersama yang memberikan manfaat nyata bagi masa depan anak-anak di pedalaman Katingan. Literasi adalah jembatan, dan melalui program ini, kita membangun jembatan itu kembali pelan, pasti, dan bersama-sama.
