Perjalanan 2 Hari 1 Malam Membawa Buku Ke Pedalaman Kalimantan

www.tumbangbaraoi.com - Jarak antar desa yang berjauhan adalah tantangan besar bagi tim Perpustakaan Keliling "Manalih Lewu" Taman Baca Baraoi untuk dapat menghadirkan akses buku bacaan bagi anak-anak di Pedalaman Kalimantan khususnya di wilayah Kecamatan Petak Malai, Katingan. Namun demikian berbekal niat dan semangat tim dan relawan dengan dukungan satu-satunya perahu motor yang kami miliki, hingga hari ini kami berhasil menghadirkan buku-buku bacaan ke 6 desa dan 2 dusun di wilayah ini. 

Manalih Lewu

Sejak program Manalih Lewu di inisiasi pada tahun 2016, hanya satu desa yang belum bisa kami jangkau lantaran selain jaraknya yang relatif sangat jauh, aksesnya juga sangat sulit untuk di lalui melalui jalur sungai. Adapun perkiraan jarak dari lokasi Taman Baca Baraoi ke desa tersebut diperkirakan kurang lebih 80 km dan jika melalui jalur sungai harus melewati riam yang besar dan berbahaya. 

Taman baca Baraoi

Desa yang belum terjangkau tersebut adalah desa Tumbang Habangoi, desa terujung yang berada di wilayah Petak Malai. Hingga saat ini dengan kemampuan dan fasilitas sederhana yang kami miliki desa terjauh yang dapat kami jangkau adalah Desa Nusa Kutau desa terujung ke dua sebelum Tumbang Habangoi. Sedangkan dusun terjauh adalah Dusun Jamparan Raya yang berada di wilayah Desa Tumbang Tangoi.

Taman Baca baraoi

Bulan lalu tepatnya 19-20 Agustus 2023, dalam rangka berbagi rasa merdeka khususnya dalam bidang pendidikan, kami melakukan perjalanan 2 hari satu malam menuju dua desa terujung yang bisa kami jangkau untuk saat ini yaitu Desa Batu Badak dan Desa Nusa Kutau. Seperti biasa dalam perjalanan ini kami membawa sekitar 60-70 eksemplar buku bacaan untuk di baca oleh anak-anak yang ada di kedua desa tersebut.

Foto Pedalaman Kalimantan

Aktivitas Taman baca baraoi

Adapun tujuan pertama kami di hari pertama adalah Desa Nusa Kutau. Untuk dapat mencapai desa ini kami memerlukan waktu kurang lebih 3 jam perjalanan menggunakan perahu motor kecil yang membawa lima total lima kru. Sebenarnya, beberapa perahu motor dengan penggerak yang lebih baik dapat memangkas waktu perjalanan 30-40 menit, akan tetapi karena perahu motor kami hanya menggunakan mesin bertanaga 10HP dan sudah sangat tua, waktu tempuhnya menjadi lebih lama. 

Desa Batu badak

Manalih Lewu Batu Badak

Aktivitas gelar buku taman baca baraoi

Di Nusa Kutau, kami tiba sekitar pukul 13.00 WIB. Setelah melapor dan meminta izin dengan sekretaris desa setempat kami segera mencari tempat untuk membuka lapak dan menggelar buku bacaan. Sayangnya mungkin karena kunjungan pertama kami dan desa ini agak luas jadi tidak banyak anak-anak yang tahu kedatangan kami. Namun demikian beberapa anak yang sudah tiba di lapak sangat antusias dan senang sekali dengan kehadiran kami. 

pedalaman kalimantan

Sekitar pukul 4 sore kami membereskan lapak dan berkemas untuk selanjutnya menuju Desa Batu Badak. Jika di lihat dari posisinya dari titik keberangkatan, desa ini berada  lebih dekat dari Nusa Kutau, oleh karena itu perjalanan kali ini mengarah ke hilir.

Mendekati desa Batu Badak, kami memutuskan mencari tempat berkemah dan menginap berhubung hari sudah terlampu sore dan tidak mungkin menggelar lapak baca di malam hari. Jadi setelah menemukan tempat yang di rasa cocok kami pun segera mendirikan tenda sederhana. Tempatnya berada di tepian sungai, sehingga bisa sekalian memancing untuk lauk makan malam. 

Keesokan hari, sekitar pukul sembilan kami segera melapor ke perangkat desa dan menyampaikan tujuan kedatangan kami. Di sini sambutan warga sangat antusias bahkan, perangkat desa dan warga secara sigap langsung memanggil dan meminta anak-anak yang ada untuk menuju lapak baca yang kami gelar. Dari seluruh desa yang ada di kecamatan ini, Batu Badak adalah desa dengan luas terkecil dan jumlah penduduk paling sedikit.Jumlah anak-anak yang bersekolah di SD negeri nya hanya sekitar 20 an orang dan semuanya datang, kecuali dua orang anak yang kebetulan sedang ikut orang tuanya ke kota. 

Selain menggelar buku untuk di baca secara gratis, pada kesempatan kali ini kami juga menggelar permainan berkelompok dan membuat suasana menjadi lebih menyenangkan. Tidak terasa kehadiran kami di sini berlangsung hampir pukul 13.00 WIB. Karena kami belum makan siang dan harus kembali, maka kamipun menyudahi aktivitas lapak baca dan permainan. 

Setelah pamit dan meninggalkan desa Batu Badak, tim memilih salah satu tempat nyaman di tepian sungai untuk isitrahat dan memasak makan siang. Tentunya sembari memancing dan melepas penat. Setelah cukup istirahat dan mengisi perut yang lapar, tim manalih lewu kembali ke titik start kami yakni Desa Tumbang Baraoi.