Bergerak Kembali Ke Hulu Sungai Samba Menyapa Desa Tumbang Jala

www.tumbangbaraoi.com - Beralih ke jalur Sungai Samba, Sabtu tanggal 5 Agustus 2023 kami kembali bergerak ke hulu untuk mengunjungi adik-adik yang berada di Desa Tumbang Jala. Sebenarnya di jalur sungai Samba ini ada empat desa yang masuk wilayah Kecamatan Petak Malai yaitu Desa Tumbang Jala, Desa Batu Badak, Desa Nusa Kutau dan paling ujung Desa Tumbang Habangoi. Dibandingkan tiga desa lainnya, desa Tumbang Jala merupakan desa terdekat dari desa Tumbang Baraoi tempat Taman Baca Baraoi berada. 

Taman baca Baraoi

Secara umum waktu tempuh menggunakan perahu motor (alkon/ perahu ces) dari Desa Tumbang Baraoi ke Desa Tumbang Jala hanya berkisar sekitar 60-90 menit perjalanan. Akan tetapi kami yang kali ini berangkat menggunakan dua alkon menempuhnya kurang lebih selama 120 menit karena ada beberapa kendala teknis di perjalanan. 

Relawan taman baca baraoi

Kali ini tim tidak hanya berisikan para relawan yang berasal dari pemuda dan pemudi tetapi juga di dampingi Ibu Yerie, salah seorang guru senior yang juga sangat peduli terhadap dunia pendidikan khususnya literasi di Kecamatan Petak Malai. Tentunya seperti kegiatan Manalih Lewu  sebelum-sebelumnya kali ini tim juga dikepalai langsung oleh ketua sekaligus pendiri Taman Baca Baraoi, Muhammad Jumani.

lapak baca

membaca bersama

Setelah melakukan perjalanan selama dua jam akhirnya sekira pukul 12.00 WIB tim Manalih Lewu tiba di Desa Tumbang Jala. Setelah beristirahat sebentar, para relawan mulai menyiapkan lokasi untuk menggelar buku. Karena siang yang terik sebenarnya tim sedikit kesulitan mencari tempat yang pas. Di kunjungan kami sebelumnya, lokasi kami menggelar lapak baca adalah di bawah pohon ketapang di dekat lapangan voli SDN 1 Tumbang Jala. Sayangnya saat kali ini, pohon ketapang ini sudah tidak ada. Akhirnya kami menggelar terpal di bawah pohon ketapang muda tidak jauh dari tempat kami dulu melapak. 

komunitas literasi kalteng

Tidak perlu menunggu waktu lama, anak-anak juga sudah mulai merubungi lapak baca kami. Hanya saja, jumlah anak-anak yang datang tidak sebanyak terakhir kali kami kemari. Menurut penuturan Bapak Adi, Kepala Sekolah SD di desa ini, kedatangan kami agak kurang pas waktunya karena bertepatan acara syukuran di hilir kampung. Oleh karena itu sebagian anak-anak berada di sana dan tidak mengetahui kedatangan kami. 

Dalam menjalankan program Manalih Lewu kami memang hampir tidak pernah memberitahukan rencana kedatangan kami ke desa tujuan secara pasti. Hal ini lantaran kondisi alam dan sulitnya komunikasi karena terkendala sinyal. Kami biasanya hanya memberikan informasi secara umum bahwa kegiatan ini akan di usahakan paling tidak seminggu sekali. Hanya saja untuk tanggal pastinya tidak dapat dipastikan.

Hampir serupa dengan Manalih Lewu  di desa Batu Tukan, kali ini usai kegiatan membaca bersama tim manalih lewu juga menggelar sesi permainan kelompok. Ada dua jenis permainan yang dimainkan yaitu permainan transfer pesan dan tebak ekspresi. 

Sebelum pulang kembali disediakan dorprise kecil dan snack bagi adik-adik yang sudah ikut kegiatan kali ini.