Kami bersyukur, kehadiran buku melalui Taman Baca Baraoi di tengah-tengah masyarakat suku Dayak di Kecamatan Petak Malai, Katingan telah memberikan banyak muatan positif terutama bagi anak-anak dan remaja yang ada di sana. Tentu saja perubahan-perubahan positif ini tetap sejalan dengan kearifan lokal dan kultur budaya setempat.
Gelar Buku Program "Manalih Lewu" di Kecamatan Petak Malai Kab. Katingan |
Salah satu indikasi yang nampak adalah generalisasi impian yang mulai mereka rangkai. Cita-cita mereka telah jauh lebih beragam tidak lagi hanya sebatas tukang kayu, sopir truk loging, atau penambang emas tradisional di mana untuk menggapainya tak perlu harus menempuh pendidikan yang muluk-muluk, cukup tamat SMP atau bahkan SD pun jadi yang terpenting bisa calistung agar bisa untung bukan sebaliknya malah buntung.
Kegiatan "Manalih Lewu" Taman Baca Baraoi |
Taman Baca Baraoi |
Cita-cita yang beragam itu juga membawa dampak pada dunia pendidikan formal. Mereka bertekad, lulusan SMA adalah serendah-rendahnya pendidikan yang harus mereka lalui. Tekad itu adalah modal bagi mereka untuk mencetak sejarah dalam keluarganya, menempuh pendidikan yang lebih tinggi, melebihi orang-orang tua mereka terdahulu meski dengan segala keterbatasan yang ada.
Kegiatan membaca dan pinjam buku di Taman Baca Baraoi |
1001 mimpi ini tentu tidak lepas dari buku-buku yang telah di donasikan untuk kami. Kami juga percaya, sebagian buku-buku tersebut adalah koleksi kesayangan anda yang mungkin juga didapatkan dengan susah payah. Tapi sekali lagi, empati dan rasa peduli telah mengesampingkan banyak hal, perbedaan, jarak dan status.
Di penghujung tahun 2018 ini, kami kembali mendapatkan kiriman buku dari komunitas 1001 buku, jaringan relawan dan pengelola taman baca anak. Terimakasih untuk anda yang telah mendonasikan buku bacaannya lewat 1001 buku. Ini adalah "hadiah" yang sangat berharga yang akan kami jaga dengan sepenuh hati sebagaimana kami menjaga dan mengawal mimpi-mimpi mereka hingga terwujud di suatu hari nanti.