Tumbang Baraoi - Kegiatan Kemah Bakti Literasi Se Kecamatan Petak Malai Tahun 2019 yang di gelar di Lapangan Buluh Merindu, 25-27 Agustus lalu menyisakan banyak cerita dan pengalaman menarik. Salah satu kisah yang mungkin dapat menjadi inspirasi dan patut mendapat apresiasi adalah tentang perjuangan Ibu Lina yang merupakan pendamping utusan perwakilan peserta dari Desa Tumbang Tangoi.
Nova, dkk memperlihatkan trofi dan sertifikat Lomba Cerdas Cermat |
Lina menuturkan Ia sempat kebingungan untuk bisa mengajak lima siswinya mengikuti kegiatan perkemahan yang diselenggarakan oleh Yayasan Baraoi Mutiara Borneo (bambo Foundation) karena tidak memiliki alat transportasi. Namun pada akhirnya guru honorer SDN 1 Tumbang Tangoi ini bisa sedikit bernafas lega karena bisa menyewa alkon (perahu motor) milik salah satu warga sekitar.
Ibu Lina, dan Peserta Kemah Bakti Literasi 2019 |
Inisiatif untuk menyewa alkon sendiri juga tidak lepas dari peranan Sri Septina Wariani sahabat Lina yang bertugas di Pustu Tumbang Tangoi, UPTD Kecamatan Petak Malai. Bersama-sama mereka urunan untuk membiayai transport keberangkatan menuju Desa Tumbang Baraoi, lokasi kegiatan perkemahan diselenggarakan.
Persiapan Pulang Utusan Tumbang Tangoi di fasilitasi oleh Bambo Foundation |
Akses Tumbang Tangoi-Tumbang Baraoi sesungguhnya bisa melewati dua jalur, yaitu darat dan air (sungai). Tentu saja keduanya sama-sama memiliki resiko dan tantangan yang menuntut kehati-hatian ekstra. Jalur darat adalah jalan berupa tanah merah, berbatu dan berbukit-bukit yang kondisinya tidak menentu atau mudah berubah karena kondisi alam. Belum lagi-jembatan-jembatan darurat yang dibuat sementara bisa ambruk atau putus kapan saja. Sedangkan akses melalui Sungai Baraoi, perahu motor (alkon) harus selalu waspada pada batu-batu besar atau sisa-sisa kayu (tunggul) yang dapat membahayakan. Kemarau panjang yang menyebabkan debit air menurun drastis sehingga dapat menyebabkan perahu kandas juga turut menambah daftar resiko yang perlu menjadi catatan sang motoris.
Ibu Lina adalah guru yang luwes, komunikatif dan ramah. Meski belum berhasil menjadi juara umum, namun bawah asuhannya, Nova dkk berhasil menjadi juara 2 dan membawa pulang trofi dan sertifikat Lomba Cerdas Cermat tingkat SD se Kecamatan Petak Malai. Hal yang juga tidak kalah pentingnya adalah berkat kegigihan dan tekad yang kuat anak-anak didiknya bisa mengikuti kegiatan perkemahan yang memberikan banyak pengalaman edukatif, dan memperkaya wawasan mereka. Sebab Kemah Bakti Literasi tidak hanya menekankan pada nilai-nilai kognitif, tetapi juga afektif dan psikomotorik. Karena untuk mencetak generasi yang hebat anak-anak tidak hanya dituntut menjadi cerdas, tetapi juga berkarakter.
Semangat dan perjuangan Ibu Lina sudah sepatutnya menjadi contoh dan motivasi bagi kita semua terutama tenaga pendidik, serta pihak terkait agar lebih peduli dan bersedia berkorban demi kemajuan pendidikan. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa pendidikan hanya sebuah rutinitas sampingan atau pelarian bagi anak-anak pedalaman, tetapi sebuah kebutuhan mutlak yang tidak boleh terabaikan. Sebab dimanapun anak-anak berada, mereka tidak berbeda, mereka hanya dibedakan oleh keadaan.